VLAD III (Vlad Ţepeş atau Vlad Dracula ) |
Yups, kali ini gue mau bahas kaum
blood sucker, atau yang di banyak budaya di sebut vampir, drakula, kuntilanak (penghisap
darah ibu2 yang habis melahirkan atau darah menstruasi). So, bener gak sih
mereka itu bener bener ada? Yups, satu satunya sosok yang real adalah drakula
dan ini emang udah di akui oleh para sejarawan kalo drakula itu bukan berasal
dari Urban Legend (cerita rakyat).
- Vlad III, Pangeran Wallachia (1431 – Desember 1476), dikenal sebagai Vlad Ţepeş atau Dracula (dalam Bahasa Indonesia seringkali diubah menjadi Drakula), adalah pangeran Wallachia yang berkuasa pada tahun 1448, lalu pada 1456 hingga 1462 dan pada tahun 1476. Dalam sejarah, Vlad terkenal akan perlawanannya terhadap ekspansi Kesultanan Utsmaniyah dan hukuman kejam yang ia berlakukan pada musuh-musuhnya. Vlad III terkenal karena menginspirasi nama karakter vampir pada novel Bram Stoker tahun 1897, Drakula.
Vlad dilahirkan pada bulan November atau Desember 1431 di benteng Schäßburg, Transilvania, Kerajaan Hongaria di Rumania sekarang. Ayahnya, Vlad II adalah gubernur militer di Transylvania. Ayah Dracula adalah seorang panglima militer yang lebih sering berada di medan perang ketimbang di rumah. Ia diangkat oleh Raja Honggaria, Sigismund dan dijadikan anggota dari orde naga (dalam bahasa Rumania Dracul berarti Naga). Vlad III yang mewarisi gelar ayahnya otomatis disebut Draculea atau Anak Naga. Dalam bahasa Inggris, Draculea menjadi Dracula. Ibunya adalah seorang putri dari Moldavia. Cneajna, seorang bangsawan dari kerajaan Moldavia. Sang ibu memang memberikan kasih sayang dan pendidikan bagi Dracula. Namun itu tidak mencukupi untuk menghadapi situasi mencekam di Wallachia saat itu. Pembantaian sudah menjadi tontonan harian. Seorang raja yang semalam masih berkuasa, di pagi hari kepalanya sudah diarak keliling kota oleh para pemberontak.
Dua tahun setelah kelahiran Dracula, pasukan Turki telah berhasil menyeberangi Sungai Donau dan siap menyerang daerah kekuasaan Raja Sigismund. Raja pun memerintahkan Vladd II untuk maju berperang. Dengan kesabaran Vlad II akhirnya dapat merebut takhta Wallachia. Ia hanya memerintah selama tujuh tahun sebelum akhirnya Turki Utsmaniyah datang menyerang. Vlad II sadar ia tidak akan menang lalu menetralkan diri menghadari utusan Turki Utsmaniyah. Hal ini membuat Raja Sigismund marah. Ia mengusir Vladd II dan mengantikannya dengan Janos Hunyadi.
Setahun kemudian Vlad II kembali ke Wallachia dan merebut takthanya dengan bantuan Turki Utsmaniyah. Sebagai jaminan kesetiaannya ia mengirim dua puteranya, Dracula dan Radu ke Turki. Saat itu Dracula muda berusia 11 tahun. Selama di Turki, kakak beradik ini memeluk agama Islam, bahkan mereka juga sekolah di madrasah untuk belajar ilmu agama. Tak seperti adiknya yang tekun belajar, Dracula justru sering mencuri waktu untuk melihat eksekusi hukuman mati di alun-alun. Begitu senangnya dia melihat kepala-kepala tanpa badan dipancang di ujung tombak. Sampai-sampai sehari saja tidak ada hukuman mati, maka dia segera menangkap burung atau tikus, kemudian menyiksanya dengan tombak kecil sampai mati.
Dracula sendiri menganut agama Katolik sesuai agama orang tuanya. Berbeda dengan saudaranya, Radu akhirnya memeluk agama Islam sewaktu di Turki. Dracula sendiri demi politik agar tidak didiskriminasi memeluk Islam selama berada di Turki. Dengan status muslimnya, Dracula mempunyai kesempatan belajar kemiliteran pada para prajurit Turki yang terkenal andal dalam berperang. Dalam waktu singkat dia bisa menguasai seni berperang Turki, bahkan melebihi prajurit Turki lainnya.
Konon bibit kejam ia dapatkan dari Wallachia. Kekejaman di kota itu adalah pemandangan sehari-hari. Ia membawa kekejaman itu dan memumpuk dendam sewaktu di Turki dan menunggu saatnya membalas dendam. Ia pun suka membunuh binatang kecil tak berdaya jika tidak dapat melampiaskan kekejamannya.
Dracula dibebaskan pada tahun 1448 M oleh Turki Utsmaniyah. Alasannya adalah karena ayahnya, Vlad II dan pamannya Mircea telah wafat. Pada umur 17 tahun, ia ditugaskan untuk merebut kembali Wallachia dari Kerajaan Hungaria. Ia berhasil walau satu bulan kemudian kembali kalah dari Janos Hunyadi. Janos Hunyadi kemudian menempatkan bawahannya Vladislav II di takhta Wallachia. Selama tiga tahun Dracula diasingkan ke Moldavia. Pada tahun ketiga Pangeran Bigdan Moldavia terbunuh dan memaksa Dracula untuk melarikan diri.
Sementara itu di Wallachia, Vladislav II pun mengkhianati Janos Hunyadi dan bergabung dengan Turki Utsmaniyah. Hal ini membuka jalan Dracula untuk mendekati Janos Hunyadi. Janos Hunyadi pun mempercayai Dracula dengan alsan bahwa anak itu memikili pengetahuan yang banyak tentang Turki Utsmaniyah. Keduanya ternyata memiliki banyak kesamaan karena ternyata keduanya adalah tipe pemimpin Machiavelli yang menghalalkan segala cara untuk memperoleh kekuasaan.
Janos Hunyadi akhirnya menempatkan Dracula di benteng Sibiu di barat daya Transilvania. Saat itu terjadilah jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Utsmaniyah, tanda kekalahan kerajaan-kerajaan Katolik dalam Perang Salib. Pada tahun kematian Janos Hunyadi, Dracula berhasil menggempur Vladislav II di Wallachia dan berhasil merebut takhta Wallachia yang ia rasa sebagai haknya.
ILUSTRASI PENYULAAN |
Hal pertama yang Dracula lakukan sebagai penguasa adalah melakukan reformasi
dengan cara menyula (impale). Sula sendiri adalah metode pembunuhan dengan
dengan cara menusukkan tiang pancang sebesar lengan orang dewasa ke bagian
dubur korbannya dan mendirikan pancang tersebut.Orang-orang pertama yang
menjadi korbannya adalah para bangsawan di Wallachia. Sebelum kedatangan
Dracula, para bangsawan itu adalah penguasa Wallachia. Penguasa takhta
Wallachia hanyalah boneka belaka. Setelah pembunuhan para bangsawan serta
keluarganya, Dracula membagikan tanah-tanah bangsawan kepada petani kecil yang
setia padanya. Para bangsawan yang selamat segera melarikan diri atau bungkam
setelah kejadian itu. Ia kemudian dikenal dengan nama Vlad Ţepeş atau Vlad Sang
Penyula.
Semenjak itu ia memperketat semua peraturan di Wallachia untuk menjamin pemerintahannya. Ia memberlakukan hukuman berat bagi pelaku kejahatan, ini tentunya membuat Wallachia menjadi daerah yang aman karena orang-orang takut akan hukuman-hukuman berat tesebut.
Masa pemerintahannya adalah masa-masa teror yang sangat mengerikan. Yang menjadi korban aksi sadisnya bukan hanya umat Islam yang tinggal di Wallachia, tapi juga para tuan tanah dan rakyat Wallachia yang beragama Khatolik.
Di hari Paskah tahun 1459, Dracula mengumpulkan para bangsawan dan tuan tanah beserta keluarganya di sebuah gereja dalam sebuah jamuan makan. Setelah semuanya selesai makan, dia memerintahkan semua orang yang ada ditempat itu ditangkap. Para bangsawan yang terlibat pembunuhan ayah dan kakaknya dibunuh dengan cara disula. Sedang lainnya dijadikan budak pembangunan benteng untuk kepentingan darurat di kota Poenari, di tepi sungai Agres. Sejarawan Yunani, Chalcondyles, memperkirakan jumlah semua tahanan mencapai 300 kepala keluarga. Terdiri dari laki-laki dan perempuan, orang tua, bahkan anak-anak.
Aksi Dracula terhadap umat Islam di Wallachia jauh lebih sadis lagi. Selama masa kekuasaannya, tak kurang dari 300 ribu umat Islam dibantainya. Berikut sejumlah peristiwa yang digunakan Dracula sebagai ajang pembantaian umat Islam:
Pembataian terhadap prajurit Turki di ibu kota Wallachia, Tirgoviste. Ini terjadi pada awal kedatangannya di sana, setelah mengumumkan perlawanannya terhadap Khilafah utsmaniyah.
Pada 1456, Dracula membakar hidup-hidup 400 pemuda Turki yang sedang menimba ilmu pengetahuan di Wallachia. Mereka ditangkapi dan ditelanjangi, lalu diarak keliling kota yang akhirnya masukkan ke dalam sebuah aula. Aula tersebut lalu dibakar dengan ratusan pemuda Turki di dalamnya.
Aksi brutal lainnya, adalah pembakaran para petani dan fakir miskin Muslim Wallachia pada acara penobatan kekuasaannya. Para petani dan fakir miskin ini dikumpulkan dalam jamuan makan malam di salah satu ruangan istana. Tanpa sadar mereka dikunci dari luar, kemudian ruangan itu dibakar.
Aksi kejam lainnya adalah dengan menyebar virus penyakit mematikan ke wilayah-wilayah yang didiami kaum Muslimin. Dia juga memerintahkan pasukannya meracuni Sungai Danube. Ini adalah taktik Dracula untuk membunuh pasukan Khilafah utsmaniyah yang membangun kubu pertahanan di selatan Sungai Danube
Pada 1462 M, Khalifah utsmani, Muhammad II mengirim 60 ribu pasukan untuk menangkap Dracula hidup atau mati. Pemimpin pasukan adalah Radu, adik kandung Dracula. Mengetahui rencana serangan ini, Dracula menyiapkan aksi terkejamnya untuk menyambut pasukan Turki.
Sepekan sebelum penyerangan, dia memerintahkan pasukannya untuk memburu seluruh umat Islam yang tersisa di wilayahnya. Terkumpullah 20 ribu umat Islam yang terdiri dari pasukan Turki yang tertawan, para petani, dan rakyat lainnya. Selama empat hari mereka digiring dengan telanjang bulat dari Tirgoviste menuju tepi Sungai Danube. Dua hari sebelum pertempuran, para tawanan disula secara masal di sebuah tanah lapang. Mayat-mayat tersula tersebut kemudian diseret menuju tepi sungai. Lalu dipancang di kiri dan kanan jalan, yang membentang sejauh 10 km untuk menyambut pasukan Turki.
Pemandangan mengerikan ini hampir membuat pasukan Turki turun mental. Namun semangat mereka kembali bangkit saat melihat sang Sultan begitu berani menerjang musuh. Mereka terus merangsek maju, mendesak pasukan Dracula melewati Tirgoviste hingga ke Benteng Poenari
Dracula memusatkan semua pemerintahannya di Benteng Poenari. Benteng ini dibangun dari keringat para pangeran dan keluarganya yang ditawan pada hari Paskah. Hari itu semua dipaksa untuk mengerjakan pekerjaan kasar membangun kastil setelah diberi jamuan besar-besaran. Beberapa pangeran yang melawan ditangkap dan disula di tempat
Benteng ini akhirnya dikepung oleh Radu yang menyerang atas perintah Sultan Mehmed II. Radu adalah panglima perang sekaligus anggota dari kesatuan Yanisari, orde yang dibentuk untuk menandingi Orde Naga (Dracul)
Malam sebelum penyerangan, seorang hamba Dracula yang dikirim bersamanya ke Turki dan saat itu melayani Radu, memanahkan pesan agar tuannya kabur. Istri Dracula yang menerimanya. Istrinya segera memberitahu agar Dracula segera melarikan diri. Dracula menolak dan bersikeras bertahan. Istrinya tidak mau menjadi tahanan perang maka ia melompat dari kamar tidurnya dan jatuh di anak Sungai Arges. Sekarang sungai itu diberi nama Sungai Permaisuri (Răul Doamnei). Ternyata diketahui setelahnya bahwa saat istrinya melompat bunuh diri, Dracula justru melarikan diri lewat lorong rahasia
Dari benteng Poenari, Dracula melarikan diri ke arah barat menuju daerah Brasov. Ia segera menemui raja Hongaria yang baru yaitu Matthias Corvinus. Sesampainya disana ia bukannya dijamu malahan dijadikan tawanan. Ia ditempatkan sebagai tahanan di Istana Visegard. Disini kebiasaannya menyiksa binatang kecil kembali kambuh. Penjaga Istana Visegard enggan bertemu jika tidak mempunyai keperluan
Untuk memuaskan keluarga kerajaan Dracula masuk agama Katolik. Ia pun dipindahkan ke vila di areal kerajaan. Disana ia bertemu Ilona Szilagy, seorang perempuan kemenakan Raja Matthias. Setelah resmi menikah ia mengabdi pada Raja Matthias selama 13. Pada bulan Juli 1375 M ia kembali menyerang Wallachia dengan bantuan Pangeran Stephen Bathory dari Transilvania dan Pangeran Stephen The Great dari Moldavia, memasuki masa pemerintahan kedua. Saat itu pula Randu, saudaranya telah meninggal karena terkena penyakit syphilis. Pemerintahan di Wallachia dipegang oleh Basarab, seorang anggota dinasti Danesti.
Masa pemerintahan kedua ini hanya berlangsung satu tahun karena setelah berhasil Stephen meninggalkan Dracula, mengurangi banyak dari total pasukan yang menggempur Wallachia. Ia banyak menghabiskan waktunya di Gereja Snagov. Sehari-hari ia hanya mengikuti misa dan berbincang dengan kepala biara. Ia pun sempat bertanya apakah dosanya dapat diampuni. Ia pun berpesan agar dikuburkan di gereja itu. Kali ini kekejamannya hampir hilang sama sekali. Ia hanya merenung dan memikirkan segala yang telah ia lakukan.
Di saat kekuasaan Dracula mulai memudar, Perang Salib justru sedang berkobar. Sultan Mehmed II memimpin pasukan Turki Utsmaniyah menggempur Eropa Barat. Dracula ditugaskan untuk menyambut pasukan musuh. Kali ini Dracula meninggalkan Wallachia dengan menitipkan anak dan istrinya di Transilvania. Kepergiannya tidak mendapat dukungan rakyat. Rakyat seolah tak peduli ada peperangan di luar sana.
Ia pun memimpin pasukan yang terhitung kecil ke Danau Snagov yang akhirnya berhadapan dengan musuh. Pada bulan Desember tahun 1476 akhirnya ia meninggal dunia dalam perang itu.
Dracula punya banyak musuh. Itulah yang mendasari sebuah legenda bahwa ia dibunuh oleh prajuritnya sendiri. Konon diantara prajurit-prajuritnya terdapat pembunuh bayaran dari lawan-lawan Dracula. Musuhnya pun mencari celah agar dapat membunuh Dracula di saat lengah.
Versi lain mengatakan bahwa ia dibunuh seorang prajurit Turki Utsmaniyah yang menyamar sebagai pelayan. Sultan Mehmed II telah membentuk unit khusus bernama Yanisari yang tujuan utamanya adalah membunuh Dracula. Pada saat menjelang kematiannya, salah seorang Yanisari berhasil menyusup dan membunuh Dracula di saat sedang istirahat.
Ia pun konon meninggal terbunuh oleh prajuritnya sendiri karena berpakaian seperti prajurit Turki Utsmaniyah. Padahal Dracula menyamar untuk memasuki pertahanan musuh.
Bagaimanapun terbunuhnya Dracula, semua mengarah pada satu akhir. Kepalanya dipenggal dan dibawa ke Konstantinopel sebagai bukti. Mayat Dracula akhirnya ditemukan di tepian Danau Snagov oleh biarawan Snagov. Mereka membawanya ke Gereja Snagov sesuai permintaannya.
Sang Vampir atau Dracula
Vlad III tak
ayal identik dengan hasil karya literatur vampir berjudul Dracula oleh
pengarang Irlandia, Bram Stoker. Banyak yang berspekulasi tentang mengapa Bram
Stoker memilih nama Dracula sebagai peran antagonis di novelnya. Ada yang
mengatakan bahwa itu semua adalah cara dunia barat mengaburkan kekejamannya kepada
korban-korbannya. Pada sebuah penelian oleh Raymond McNally dan Radu Florescu
dari Boston College di Massachusetts berjudul "In Search of Dracula"
menyatakan bahwa Dracula didasarkan dari karakter kejam Vlad III. Tapi pada
sebuah penelitian ilmiah terkini oleh Professor Elizabeth Miller dari
Universitas Newfoundland di Kanada semua terjawab lewat catatan-catatan Bram
Stoker.
Pada penelitian itu Professor Miller mengumpulkan semua catatan selama hidup Bram Stoker dan menemukan fakta bahwa Bram Stoker menemukan nama Dracula dari buku William Wilkerson berjudul An Account of the Principalities of Wallachia and Moldavia. Pada catatan itu ditemukan bahwa Bram Stoker meminjam buku itu dari Perpustakaan Whitby di Inggris Utara. Kontras dengan pandangan tentang pengaburan kekejamannya, Bram Stoker sama sekali tidak tahu-menahu tentang kekejaman Vlad III.
Dracula sendiri selama hidupnya tidak pernah meminum darah layaknya vampir. Bahkan musuh bebuyutannya Kesultanan Utsmaniyah pun tidak pernah menyebut Dracula sebagai makhluk penghisap darah tersebut. Namun Ia termasuk dalam salah satu pemimpin terkejam sepanjang sejarah.
Intermezo sedikit
Ada versi cerita tersembunyi
antara masa pertempuran Drakula ketika merebut daerah Wallachia yang jarang
diceritakan dan jarang sekali terdengar oleh para pembaca. Ada kepercayaan
ketika Drakula melakukan perebutan kekuasaan Wallachia, ia melakukan perjanjian
dengan Iblis, untuk membantunya memenangkan pertempuran. Iblis bersedia
membantunya dengan memberikan beberapa syarat diantaranya ia harus menumpahkan
darah orang-orang muslim dan mencegah penyebaran Islam ke Eropa. Inilah yang
melatar belakangi perubahan karakter dan perilaku Drakula serta perbuatannya
membantai pasukan Turki yang telah membantunya. Perilakunya ini semakin menjadi
setelah anak istrinya teqwas dalam pertempuran perang salib melawan kesultanan
Turki. Drakula marah terhadap Tuhan dan melakukan penyesatan agama, ia
mendirikan kepercayaannya sendiri dan melepaskan diri dari perjanjian dengan
Iblis. Konon Drakula mengembangkan suatu kepercayaan jika pengikutnya berhasil
membunuh lawan dalam peperangan maka ia wajib meminum darah korbannya sebagai
symbol keberanian, agresifitas dan pengingkaran terhadap Tuhan.
Benar tidaknya hanya anda pembaca yang dapat menilainya. Namun Legenda tentang Vlad Drakula ini benar-benar ada dan nyata tercatat dalam lembar sejarah hitam perang salib.
Benar tidaknya hanya anda pembaca yang dapat menilainya. Namun Legenda tentang Vlad Drakula ini benar-benar ada dan nyata tercatat dalam lembar sejarah hitam perang salib.
ARTIKEL DI OLAH DARI BERBAGAI SUMBER
Dagangan ane gan, yang mau liat liat atau mau beli klick aja link di bawah ini
No comments:
Post a Comment